Kamis, 27 Desember 2012

Percakapan IV

20 desember 2012, 21:47 wib

L :
Hahaha, Sayang tak ku temukan jejak mu di dermaga tempat kau berlabuh..

A [22:00 wib] :
mengapa tak kau sisir pantai,lalu kau ikuti bau laut..ikuti dan bertanyalah

L [22:00 wib] :
Sudah ku sisir seluruh tepian pantai, dan tak ada seorang pun tuk ku bertanya, hanya ada tumpukan pasir dan kerikil di antara nyiur yang gugur...!

[...]

percakapan III

26 desember 2012,23:41 wib

L :
di puncak bukit itu..
tersentuh awan, dan seakan ku dapat menggapai langit dan isinya

27 desember 2012,17:03 wib

A :
genggam lalu sembunyikan kelu dalam sakumu
kemudian ceritakan kembali ttg bukit itu

L [20:41 wib] :
Di puncak bukit.. kuciptakan lukisan di setiap bebatuan,
tentang ashma alif hingga iya,
dan...!
Tanah-tanah tak lagi merekah, mulai basah tertimpa hujan..
Batu-batu yang ku lukis mulai memudar terkikis,

A[22:23 wib] :
hidup kawan..
maka biarkan air mengalir,alir ke sungai terbawa ke laut
lalu jejakkan kembali nafasmu pada batu batu..
mengapa tidak

 L[22:47 wib] :
Nafas ku telah berhamburan ke udara,
berharap memuai menjadi pelangi setelah hujan mulai reda.

A[22:23 wib] :
kembali pada bukit
kembali pada langit
kembali pada tanah
kembali pada udara
buai aku kembali,ttg desah manusia penunggu hujan

 L[23:19 wib] :
 Angin malam berhembus lembut membelai, dengannya kutitipkan serpihan mimpiku...

A[22:23 wib] :
he ? he eh..
he he beralih eh eh
saat heh berulah he he
eh mangaduh..

[.......]




Percakapan II

8 februari 2012, 19:24 wib

L :
dalam tubuh ini mengalir berjuta cinta, dan di dalam setiap nadi-nadi, darah telah tercampur oleh kasih yang tiada mendua, ciptakan kerinduan yang terus meronta...! di setiap detik tercipta, berjuta hingga tak terhingga, memaksa ingin jumpa di saat waktu tak tersisa, hingga hanya fana yang kuraba tuk redam bara yang takpernah reda..! Wahai cinta, yang tak terlupa..
ingin ku teguk air surga di setiapjumpa..
Wahai kasih, tetaplah memutih....
abadi hingga di pelukan ilahi...

[...]

percakapan I

30 september 2011,05:00 wib

L :
Saat sastra tak lg menjadi seni dan media, terbagi dalam kotak yg tak berisi, layakkah kata kotor terlontar dalam sastra...?
Pantaskah sastra menjadi vonis hukum yg meng-aku...?
Apakah sastra yg sesunguhnya...?
Jelaskan....!
Jangan kau biarkan ku buta dan terus meraba tanpa ada sedikit cahaya....!

8 oktober 2012,23:05

A :
wahai kelana jiwa...takkan ku biarkan kau hilang warna pada jejak pelangi yang kau cari...
sungguh... biar ku pinjamkan kau temaram sinar kunang di desa kecilku..
ketika kau tanyakan bejuta tanya ttg langit...aku pun kalut pada sunyi waktu yg tak berkompromi
mengapa kau tanyakan makna sastra..pdahal kau bernafas dg sastra...
bagiku sastra bukanlah seni..apa itu seni...hanya sebuah sisa di sudut lambung manusia
bagiku sastra bukanlah media ...apa itu media?...sebuah alas..letakny dibawah
bagiku sastra adalah aku kamu atau apapun itu...baju diri terhadap waktu...
biarkan aku kamu siapa pun itu...berlalu dg baju baju itu sendiri

[....]